Seorang pengungsi yang bernama Mohamed Maow, 27 tahun, dari Somalia yang bekerja di DHL di Hebron, Kentucky, mengatakan bahwa sebelumnya, perusahaan ini menawarkan fleksibilitas pada jam istirahat sehingga ia dan karyawan muslim lainnya tetap bisa menunaikan salat.
Namun ternyata, Maow dan karyawan muslim lainnya justru dipecat tanpa alasan yang jelas. Mereka pun berspekulasi istirahat salat mereka telah menjadi alasan pemecatan ini. Adapun pihak DHL menolak berkomentar untuk menanggapi masalah ini.
Tags:
#Science
3 komentar